Kasus Gayus, malah meningkatkan pendapatan Pajak???

Pengamat ekonomi dari Institute for Development Economy and Finance atau Indef, Aviliani, mengatakan bahwa terungkapnya kasus Gayus Halomoan Tambunan tak mempengaruhi target pendapatan pajak tahun ini.

Kasus Gayus ini sebagai teguran untuk para pegawai perpajakan yang mungkin sekarang juga melakukannya (walaupun masih sedikit-sedikit korupsinya), sehingga Pegawai dan pembayar pajak akan takut dan tidak ada ’kongkalikong’ (main mata) sehingga akan menaikkan pendapatan pajak.

Seharusnya dengan adanya peristiwa ini menjadi momentum bagi setiap para Wajib Pajak dan pegawai pajak dapat sadar untuk membayar kewajibannya sesuai ketentuan dan para pegawai pajak juga tidak dengan mudahnya menggelapkan pajak,"kongkalikong", masuk kantong sendiri.

Saya sebagai mahasiswa berharap para wajib pajak tidak menjadi takut bayar pajak, karena tidak dipungkiri kasus ini secara tidak langsung menjadikan mindset masyarakat yang tadinya taat pajak malah enggan bayar pajak karena berpikir percuma bayar pajak tapi digelapkan oleh pegawai pajak sendiri, tapi saya berharap pada sisi lain para pegawai pajak sadar akan kesalahannya, yang pada akhirnya pasti merugikan diri sendiri, bahkan negaranya sendiri.

Pemerintah sebaiknya mempercepat proses single identity number (SIN) sehingga jumlah pasti pembayaran pajak pribadi bisa diketahui.

Peringkat 3 tertinggi Laba bersih Bank di Indonesia



PT Bank Central Asia Tbk pada 2009 membukukan kenaikan laba bersih sebesar 17,24 % menjadi Rp6,8 triliun dibandingkan dengan periode sebelumnya Rp5,8 triliun.

PT Bank Mandiri kemarin merilis laba bersih Rp7,2 triliun dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk yang diperkirakan Rp7,8 triliun.

Jadi peringkat 1. BRI
2. Mandiri
3. BCA

Hingga berita ini diturunkan, konferensi pers paparan kinerja 2009 baru dimulai.

BII incar Rp1,4 triliun dari kebijakan rights issue


PT Bank Internasional Indonesia (BII) akan meraup dana sedikitnya Rp1,4 triliun dari rencana penawaran umum terbatas ke 5 dalam rangka penerbitan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) sebanyak 6,25 miliar lembar saham.

Setiap pemegang saham berhak mendapatkan satu HMETD untuk membeli satu saham baru dengan harga pelaksanaan Rp225 per lembar.


Pemegang saham pengendali bank publik itu, juga bertindak sebagai pembeli siaga dalam aksi korporasi ini, Maybank Offshore Corporate Sevices (Baybank) dan Sorak Financial Holdings Pte Ltd.


Rencana penawaran saham terbatas itu mulai efektif setelah disetujui rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) perseroan yang akan digelar pada 26 Maret 2010.


Manajemen bank itu sebelumnya menyampikan bahwa dana dari hasil aksi korporasi itu akan digunakan untuk ekspansi kredit dalam rangka pengembangan usaha dan peningkatan modal inti perseroan.



Negosiasi akuisisi Bank Agro alot



Negosiasi harga rencana aksi akuisisi PT Bank Agroniaga Tbk oleh PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk masih berjalan a lot. Meskipun kedua belah pihak melakukan pertemuan pada pekan lalu, hingga kini belum ada kesepakatan harga.

Saat ini kedua Bank sedang melakukan pertemuan-pertemuan untuk merundingkan harga kesepakatan, Informasi terakhir yang didapat seminggu yang lalu adalah Bank Agro menginginkan harga premium dimana saat ini nilai buku (price book value/PBC) bank publik itu sebesar 100 per saham.

Awal tahun ini, Kementerian BUMN menyampaikan bahwa BRI melakukan uji tuntas untuk membeli saham mayoritas Bank Agro. Selain mendekati Bank Agro, bank pelat merah itu juga mengincar saham Bank Bukopin.

REKENING KHUSUS UNTUK WAJIB PAJAK


Pemerintah sedang berencana membuat rekening khusus bagi wajib pajak. Pengelola rekening khusus itu adalah Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak. Maka Setiap wajib pajak akan memiliki nomor rekening sendiri yang dapat diakses di mana pun melalui internet.

Sistem perpajakan yang modern ini akan dapat memudahkan untuk para wajib pajak dalam rangka pendaftaran, sampai pembayarannya sekalipun.
Menurut Sri Mulyani, sistem administrasi perpajakan yang modern merupakan salah satu cara mendongkrak penerimaan pajak. Terbukti pemasukan pajak meningkat tajam dari Rp 580 triliun pada 2008 menjadi Rp 658,7 triliun di 2009 lalu, begitu kantor pajak menerapkan sistem administrasi modern.

Untuk para masyarakat yang belum terdaftar sebagai Wajib Pajak padahal sudah memnuhi criteria Wajib Pajak,Ayooo segera daftar, caranya sudah mudah baik dalam pendaftaran maupun pembayarannya, karena dengan kita membayar pajak berarti kita telah membantu perekonomian Indonesia menjadi lebih maju dan dengan membayar pajak itu salah satu bukti kita meencintai tanah air kita sendiri.

Harga Sembako Turun, Maret diperkirakan Deflasi



Harga pokok sembako yang makin hari makin menurun menyebabkan pada bulan Maret ini akan terjadi Deflasi. Sepanjang pantauan BPS di bulan Maret ini telah terjadi penurunan harga pada bahan-bahan pokok yang selama ini menyumbang inflasi cukup besar seperti cabai, beras maupun minyak goreng. Harga beras sendiri mengalami penurunan karena telah memasuki musim panen di berbagai daerah. Di sisi lain, secara internasional tren harga bahan pokok juga tengah mengalami perbaikan.

Sebagaimana diketahui, pada bulan Februari terjadi inflasi sebesar 0,3 persen. Adapun pada bulan Januari tercatat inflasi mencapai 0,84 persen. Inflasi pada dua bulan tersebut dipicu oleh naiknya harga beras.

Untuk itu kita sebagai masyarakat Indonesia yang baik harus sadar akan hal-hal seperti ini agar tetap waspada terhadap perekomian Negara kita.




DPR beri sinyal positif rights issue BNI & Bank Mandiri


DPR memberikan sinyal dapat menyetujui rencana PT Bank Negara Indonesia Tbk dan PT Bank Mandiri Tbk untuk melakukan rights issue pada tahun ini dengan catatan rencana pertumbuhan bisnisnya harus jelas.


BNI dan Bank Mandiri merencanakan kebijakan Right Isuue ditujukan untuk peningkatan kapasitas bisnis ke depannya.

Kinerja kedua Bank tersebut sangat baik, sehingga DPR memberikan sinyal yang baik kepada Bank tersebut untuk dapat mngeluarkan Right Issue.

Persyaratan utama untuk mendapatkan persetujuan DPR itu harus menjelaskan secara detail penggunaan dana dari hasil pelepasan saham ke publik tersebut, agar bisa tergambar jelas rencana peningkatan bisnisnya baik dalam jangka menengah maupun jangka panjang.

Baru-baru ini, Dirut BNI Gatot M Suwondo menyatakan pihaknya akan memaksa meminta pemerintah dan DPR untuk merealisasikan rencana rights issue sekitar 13% untuk meningkatkan porsi saham publik menjadi 40%.

Ditargetkan dana dari rights issue itu bisa meningkatkan modal inti sedikitnya Rp5 triliun.

Maksud penguatan modal itu ditujukan untuk meningkatkan kapasitas ekspansi bisnis perseroan yang akan difokuskan pada sektor infrastuktur khususnya proyek pemerintah dan BUMN.

Bahkan, Bank Mandiri siap membatalkan rencana penerbitan obligasi subordinasi dolar US$300 juta, apabila rencana rights issue dapat disetujui.

BNI Targetkan Rights Issue Rp 6 Triliun



PT Bank Negara Indonesia, tbk akan mengeluarkan kebijakan Right Issue yang di targetkan mendapatkan dana sebesar 6 triliun.

Selain itu dia akan menerbitkan obligasi subordinasi (subdebt) senilai Rp 1-2 triliun tahun ini.

Tujuan PT BNI ini mengeluarkan 2 kebijakan tersebut adalah untuk menambah Modal yang akan disalurkan untuk kredit tahun ini kepada masyarakat dan berharap BNI bisa mendapatkan insentif pajak dengan jumlah saham beredar di bursa sebanyak 40 persen.




MENABUNG DI PASAR MODAL???



Menabung?? Sudah biasa dan banyak orang yang menabung di Bank-Bank swasta maupun syariah. Tetapi sekarang ada cara lain untuk menabung selain produk-produk tabungan di Bank swasta,dsb.

Bagi sebagian orang, menabung tidak melulu harus ditaruh di bank, melainkan dalam produk-produk pasar modal seperti saham, reksa dana, obligasi dan sebagainya.
Tabungan atau deposito di bank cenderung memberikan selisih keuntungan (bunga) yang pasti, tentunya mengikuti kebijakan suku bunga Bank Indonesia (BI Rate). Namun biasanya, selisih yang diberikan oleh bank lebih kecil ketimbang selisih yang diberikan dalam dunia pasar modal.
kalau investor itu terus menerus melakukan pembelian saham secara kontinyu, maka kalau terjadi penurunan harga saham, investor tersebut dengan terus melakukan pembelian saham akan menciptakan harga rata-rata pembelian yang selalu baru dan lebih rendah.

Sekarang berhitung, pada bulan pertama ia dengan modal Rp 1 juta membeli 10 ribu lembar saham A. Pada bulan kedua, dengan dana yang sama sebesar Rp 1 juta, ia memperoleh 20 ribu saham A, karena harga saham A sudah jatuh 50 poin.

Dengan demikian ia kini memiliki 30 ribu lembar saham dengan modal Rp 2 juta. Itu berarti harga rata-rata pembelian dia sebesar Rp 2 juta : 30 ribu lembar saham = Rp 66,67 per saham.

Kalau harga saham A naik ke Rp 70 saja, investor tersebut sudah mendapatkan kembali modalnya, plus selisih keuntungan sebesar Rp 3,33 per saham.

Kalau mekanisme ini terus menerus dilakukan secara kontinyu, maka jika saham itu turun pun tidak masalah, karena akan membentuk harga rata-rata pembelian yang selalu baru, sehingga peluang untuk mendapatkan selisih keuntungan lebih besar.
jumlahnya tidak melulu besar, investor cukup menyisihkan berapa pun uang yang bisa ia masukkan ke pasar modal, asalkan dilakukan secara kontinyu. Jumlah tidak masalah, tergantung kemampuan masing-masing, yang penting dilakukan secara kontinyu setiap bulan seperti menabung di bank saja. kalu ada slogan Ayooo ke Bank... sekarang Ayoo ke Pasar Modallll... =)

“Analisis reaksi pasar terhadap publikasi kebijakan Right Issue“


Penulisan Ilmiah, kata-kata itu membuat saya harus memutar otak, apakah saya mampu menyelesaikanya?. Tetapi dengan berjalan waktu, dan bertanya kepada senior-senior, serta melihat berita-berita di internet maupun Televisi. Akhirnya saya memutuskan untuk mengambil Judul “Analisis reaksi pasar terhadap publikasi kebijakan Right Issue (pada Perusahaan terdaftar di BEI)”.

Alasan saya mengambil judul tersebut adalah karena saya tertarik dengan Pasar Modal itu sendiri, yang pada tahun 2008 atau 3 bulan terakhir ini pasar modal mengalami kejatuhan akibat IHSG menurun. Walaupun saya belum menguasai penuh tentang Pasar modal, tetapi dengan adanya PI menjadi alat/cara untuk saya mendalami tentang Pasar Modal khususnya mengenai kebijakan Right Issue. Ada beberapa Perusahaan yang menerapkan Kebijakan Right issue untuk menghimpun dana segar yang akan digunakan untuk ekspansi usaha, membayar piutang atau untuk modal kerja. Right Issue merupakan hak untuk memesan saham baru yang akan dikeluarkan oleh Emiten, Rights diprioritaskan kepada pemegang saham biasa untuk memesan saham baru, biasanya harga saham Right issue dibawah harga pasar. Sehingga menarik pemegang saham untuk membelinya dengan biaya yang lebih murah dan meningkatkan likuiditas saham yang beredar.

Untuk itulah saya ingin meneliti, apakah Nilai harga saham beberapa perusahaan yang sebelumnya tidak mengeluarkan kebijakan Right issue dan setelah mengeluarkan kebijakan Right Issue akan menjadi lebih baik atau menjadi buruk sehingga apakah reaksi pasar positif atau malah negative?

PI ini menerapkan Route Map masalah penelitian “Research Gap”, dimana diperlukan sebuah penelitian untuk memperoleh bukti empiris mengenai Pengumuman Right Issue terhadap reaksi pasar khususnya Nilai harga saham.